Klasifikasi / Penggolongan Biaya

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan motor penggerak dalam setiap aktivitas perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan senantiasa mengorbankan biaya guna kelancaran operasi. Jumlah biaya yang dikorbankan pada transaksi jual beli atas sebidang tanah maka besarnya biaya diukur sebesar berapa harga perolehan (cost) yang kita keluarkan untuk memperoleh sebidang tanah tersebut.

Untuk memperoleh gambaran tentang biaya, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian biaya oleh para ahli ekonomi, menurut Madiasmo (2000:9) mengemukakan bahwa biaya dalam arti luas adalah pengguanaan sumber-sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang yang terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk objek atau tujuan tertentu.

Demikian pula Supriyono (1999:16) menurutnya biaya (expenses) adalah harga perolehan ekonomis yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.

Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperoleh barang dan jasa untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Sunarto (2003:4) mengemukakan bahwa biaya adalah harga pokok atau biaya yang dimanfaatkan atau digunakan untuk memperoleh pendapatan.

Lain halnya dengan Moher, Reakin (2002:32) menurut mereka biaya adalah pengorbanan sumber daya dalam menjalankan kegiatan sehari-hari kita memberi banyak barang yang berbeda seperti pakaian, makanan, mobil, dan sebagainya. Setiap barang itu mempunyai harga yang mengukur pengorbanan kita lakukan untuk memperoleh.
 
Klasifikasi biaya:
1. Elemen produk (harga pokok produk):
a. Bahan baku (direct materials)
Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong (indirect materials). Bahan baku adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk jadi, dan yang merupakan bagian terbesar dari biaya produksi. Bahan penolong adalah semua bahan yang bukan termasuk bahan baku.
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.
c. Overhead pabrik (factory overhead)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik terdiri atas biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainnya.

Contoh 1
Berikut ini adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan meja kayu:
Biaya bahan:
Oak lumber Rp1.500.000,00
Pine lumber 1.100.000,00
Glue 8.000,00
Screws 10.000,00
Biaya tenaga kerja:
Wood cutters Rp1.800.000,00
Table assemblers 1.900.000,00
Sanders 1.700.000,00
Supervisor 200.000,00
Janitor 100.000,00
Lain-lain:
Factory rent Rp 700.000,00
Factory utilities 200.000,00
Office rent 160.000,00
Office salaries 800.000,00
Depreciation of factory equipment 210.000,00
Depreciation of office equipment 80.000,00
Pertanyaan:
1. Hitunglah jumlah biaya bahan baku.
2. Hitunglah jumlah biaya tenaga kerja langsung.
3. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik.
4. Hitunglah jumlah harga pokok meja kayu.
5. Sebutkan biaya-biaya yang tidak termasuk biaya produksi.

2. Hubungan dengan produksi:
a. Biaya utama (prime costs)
Biaya utama adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi. Biaya utama terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya konversi (conversion costs)
Biaya konversi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya konversi terdiri atas biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Contoh 2
Atas dasar Contoh 1 di atas:
1. Hitunglah total biaya utama (prime costs).
2. Hitunglah total biaya konversi (conversion costs).

3. Hubungan dengan volume:
a. Biaya variabel (variable costs)
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, sementara secara per unit jumlahnya tetap. Hubungan antara biaya variabel dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-6 dan Figure 1-7 dalam Polimeni Ch. 1 hal 18 – 19. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya tetap (fixed costs)
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan, sementara per unitnya berubah jika volume kegiatan berubah. Hubungan antara biaya tetap dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-8 dan Figure 1-9 dalam Polimeni Ch. 1 hal 20. Contoh biaya tetap adalah sewa gudang dan biaya depresiasi.
c. Biaya campuran (mixed costs)
Biaya campuran dapat dibedakan menjadi biaya semivariabel (semivable costs) dan biaya bertahap (step costs). Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Hubungan antara biaya semivariabel dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-10 dalam Polimeni Ch. 1 hal 23. Contoh biaya semivariabel adalah biaya telepon dan biaya listrik.
Biaya bertahap adalah biaya yang jumlah totalnya berubah setelah tercapai jumlah volume kegiatan tertentu. Hubungan antara biaya bertahap dengan volume kegiatan dapat dilihat pada Figure 1-11 dalam Polimeni Ch. 1 hal 23. Contoh biaya bertahap adalah gaji supervisi.
Contoh biaya variabel, biaya tetap, biaya semivariabel, dan biaya bertahap dapat dilihat pada Polimeni Ch. 1 hal 24.

4. Kemudahan ditelusur:
a. Biaya langsung (direct costs)
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur kepada item atau area tertentu. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung adalah contoh biaya langsung produksi.
b. Biaya tidak langsung (indirect costs)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusur kepada item atau area tertentu. Contoh biaya tidak langsung produksi adalah biaya overhead pabrik.


5. Departemen terjadi:
a. Departemen produksi (production departement)
Departemen produksi adalah departemen yang secara langsung menangani proses produksi. Biaya yang terjadi di departemen produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
b. Departemen jasa (service departement)
Departemen jasa adalah departemen yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Contoh departemen jasa adalah Departemen Pemeliharaan. Biaya yang terjadi di departemen jasa diakui sebagai biaya overhead pabrik.

6. Fungsi perusahaan:
a. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
b. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan pengoperasian perusahaan.
c. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk.
d. Biaya keuangan
Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.

7. Pembebanan sebagai biaya (period charged to income):
a. Biaya produksi (product costs)
Biaya produksi adalah biaya yang langsung maupun tidak langsung dapat diidentifikasikan kepada produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi dilaporkan sebagai persediaan sampai dengan produk yang bersangkutan terjual. Jika produk terjual, biaya produksi yang terkandung dalam persediaan akan dibebankan sebagai biaya (expense) yang disebut harga pokok penjualan.
b. Biaya periode (period costs)
Biaya periode adalah semua biaya yang secara langsung maupun tidak langsung tidak dapat dihubungkan dengan suatu produk. Biaya periode harus dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. Contoh biaya periode adalah semua biaya administrasi, biaya pemasaran, dan biaya keuangan.

8. Hubungan dengan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan:
a. Biaya dianggarkan dan standar (standard and budgeted costs)
b. Biaya terkendali dan tak terkendali (controllable and noncontrollable costs)
c. Biaya committed dan kebijakan (committed and discretionary fixed costs)
d. Biaya relevan dan tak relevan (relevant and irrelevant costs)
e. Biaya diferensial (differential costs)
f. Biaya kesempatan (opportunity costs)
g. Biaya batas penutupan usaha (shutdown costs)
Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Polimeni-Ch.1-hal 28 s.d. 29.
 
 
Sumber : ilmu-ekonomi.com, khanif-gitu.blogspot.com

1 comment:

google.com, pub-2435098089246002, DIRECT, f08c47fec0942fa0
User-agent: Mediapartners-Google Disallow: User-agent: * Disallow: /search Allow: / Sitemap: https://putusuardiana.blogspot.com/sitemap.xml