Biaya Pendidikan Mahal , Ngak percaya ? Simak kasus berikut ini: Sepasang suami istri tampak kebingungan ketika melangkahkan kaki mereka ke kantor kami di Akbar’s Financial Check Up. Bersama dengan kedua orang anak mereka, terlihat sang suami berusaha menuntun istrinya yang sedang hamil tua. Mereka menunggu diruang lounge (tempat bertemu calon client kami) sambil diberi suguhan.
Tidak
berapa lama saya bersama salah satu Perencana Keuangan (Financial
Planner / Financial Advisor) sudah menemui mereka untuk ngobrol-ngobrol
ringan. Sambil ngobrol-ngobrol mereka
menjelaskan bahwa mereka mengetahui jasa saya melalui tulisan di media
serta rekomendasi dari beberapa teman-teman mereka yang sudah pernah
mencoba jasa layanan perencanaan keuangan kantor saya.
Seiring dengan obrolan tersebut, mulai terlihat kebetuhan sebenarnya dari keluarga ini. Sang
bapak mengeluhkan tentang mahalnya biaya pendidikan dan mulai
mencemaskan bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan
bagi anak-anaknya. Anak tertua dari keluarga ini berumur lima tahun, dan anak ke dua telah berumur dua tahun lebih dan sang istri sedang hamil tua. Mereka
meminta bantuan untung menghitungkan seberapa besar dana pendidikan
yang harus dialokasikan kepada untuk anak-anak mereka.
Saya tergelitik untuk kemudian bertanya “memangnya anak-anak bapak/ibu akan bersekolah ke mana?”. Dengan terbengong-bengong keduanya menjawab, “Wah kami belum tau pak, itu sih terserah anaknya nanti”. “Lalu
dari mana bapak / ibu tahu berapa jumlah biaya sekolah yang dibutuhkan,
berapa tabungan atau investasi yang harus dilakukan setiap bulan, dan
apakah dana yang sudah terkumpul sekarang sudah cukup”? lanjut saya. Suasana di ruang rapat kemudian hening tanpa suara.
“Itulah
sebabnya kami datang ke sini pak, untuk meminta bantuan menghitungkan
berapa sesungguhnya kebutuhan dana pendidikan anak-anak kami”, kata si
bapak dengan malu-malu. “Kami ada perasaan bahwa apa yang kami sudah lakukan masih kurang”, lanjut sang bapak.
Menilik
kasus ini, sebenarnya apa yang dilakukan keluarga ini sudah pada
jalurnya, yaitu mempersiapkan dana pendidikan, akan tetapi jalur yang
dilakukan belum tepat. Masih harus dilakukan banyak perbaikan untuk mempersiapkan dana pendidikan keluarga ini. Kurangnya perencanaan dapat memberatkan keuangan keluarga ini di masa yang akan datang.
Kurangnya perencanaan kedua yaitu tidak dilakukannya perhitungan secara lebih rinci ke mana anak-anak tersebut akan bersekolah. Tanpa
dilakukan perhitungan dengan rinci dalam setiap tingkat pendidikan yang
akan dituju, mustahil kita mengetahui berapa besar dana pendidikan yang
harus dikumpulkan kelak, serta berapa besar dana pendidikan yang harus
diinvestasikan setiap bulannya.
Contoh,
untuk pendidikan dana kuliah anak tertua di sebuah perguruan tinggi
terbaik negeri di Indonesia, dengan fakultas pilihan Ekonomi, Hukum,
Sastra & Fisip, saat ini kira-kira akan memakan biaya kurang lebih
sudah mencapai sekitar Rp. 110 juta untuk empat tahun masa kuliah sudah termasuk uang kuliah, uang pangkal dan uang gedung serta sumbangan lainnya. Dengan
rata-rata kenaikan biaya pendidikan sebesar 15%-30% per tahun (beda
kampus beda kenaikan biayanya), maka biaya yang dibutuhkan anak tertua
ketika masuk kuliah 12 tahun lagi (umur sang anak saat ini 5 tahun, 17-5
sama dengan 12 tahun lagi) adalah sebesar Rp. 980 juta. Dengan berinvestasi secara agresif dari sekarang dibutuhkan investasi bulanan sebesar Rp. 1,1 juta / bulan
Kasus
di atas contoh untuk anak tertua, bagaimana dengan anak ke 2 nya yang
baru berumur 2 tahun? Anak kedua akan masuk kuliah kurang lebih 15 tahun
lagi dan apabila masuk ke kampus yang sama akan membutuhkan biaya
sebesar Rp. 1,7M. Yes, anda tidak salah baca itu uang semua. Sementara
untuk anak yang masih di dalam kandungan apabila kuliah 18 tahun lagi
ke kampus yang sama akan membutuhkan kira-kira sebesar Rp. 2,9 M. Harap
diingat ini hanyalah biaya untuk kuliah selama 4 tahun saja, belum
memperhitungkan biaya masuk TK, SD, SMP dan SMU yang sudah barang tentu
memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Kesimpulan dari simulasi simpel ini adalah, biaya kuliah mahal dan akan menjadi semakin mahal ke depannya. Oleh
sebab itu ada baiknya kita sebagai orang tua mempersiapkan biaya ini
dari jauh-jauh hari (dari sekarang) sehingga cicilan bulanannya tidak
memberatkan kebutuhan bulanan kita.
Sumber : http://blog.tempointeraktif.com/nasional/biaya-pendidikan-mahal/
No comments: