Organisasi tentu tidak akan terlepas
dari konsepsi sumber daya manusia (SDM). SDM adalah asset atau unsur yang
paling penting di antara unsur-unsur lainnya. Perkembangan terbaru memandang
SDM bukan sekedar sebagai sumber daya saja, melainkan lebih sebagai modal atau
asset bagi institusi atau organisasi. SDM dilihat bukan sekedar sebagai asset
utama, tetapi asset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan dan dikembangkan
untuk kebutuhan organisasi. Artikel ini mendeskripsikan bagimana tips mengelola
SDM yang efektif dengan mengkaitkan adanya beberapa macam perilaku psikologis SDM yang ada dalam
organisasi, sehingga setidak-tidaknya dapat memberikan manfaat bagi Leader
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Tujuan
dari pengembangan SDM ini diantaranya adalah untuk mengembangkan pegawai agar
lebih mampu, produktif, dan beretika. Berdasarkan latar belakang inilah penulis
ingin memberikan gambaran mengenai pengembangan SDM yang tidak hanya dilihat
dari pendekatan praktis, namun juga dari sisi teoritis.
Mengenal
Berbagai Tipe Kepribadian Manusia
Pada
dasarnya setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Kepribadian atau karakter seseorang dapat menyesuaikan
sesuai dengan situasi, sehingga waktu dan lingkungan menyumbang kontribusi yang
sangat penting. Jadi, kita tidak akan bisa memimpikan untuk memiliki
suatu karakter tertentu, melainkan karakter itu
terbentuk dan ditempa seiring sesuai dengan kondisi masing-masing orang.
Penelitian
tentang kepribadian manusia dilakukan para ahli sejak dulu kala. Kita
mengenal Hippocrates dan Galenus yang mengemukakan bahwa
manusia bisa dibagi menjadi 4 (empat) tipe kepribadian. Berdasarkan buku The Four Temperaments,
ada empat jenis kepribadian manusia, yaitu sanguinis, melankolis, plegmatis,
dan koleris.
1. Sanguinicus
(sanguinisi) Seseorang yang memiliki tipe kepribadian ini merupakan
individu yang optimis serta selalu bersemangat atau identik dengan ekstrovert.
Orang Sanguinis juga selalu kreatif dan ramah dengan orang lain. Mereka
memiliki sifat yang mudah bergaul dan ramah dengan orang lain, suka berbicara
di depan publik, suka diperhatikan, kreatif, dan cenderung mendominasi dalam
kelompok. Ada dua kualitas dasar dalam karakter sanguinis, yaitu keterlibatan
antar individu dan antusiasme. Para sanguinis tentu memiliki kelemahan, mereka
kurang baik dalam hal organisir agenda atau kegiatan pada kesehariannya. Selain
itu, mereka juga tidak pandai mengatur waktu. Ketika mengalami suatu
permasalahan, sering kali sanguinis melarikan diri dan mencari kesenangan lain.
Orang dengan kepribadian ini dikatakan cocok bekerja di industri hiburan
seperti fashion, travel, olahraga atau marketing.
2. Melancholicus
(melankolisi) Melankolis adalah tipe kepribadian yang cenderung
perfeksionis, pendiam, dan sensitif. Berbeda dengan sanguinis, mereka dengan
karakter melankolis biasanya adalah orang-orang introvert. Orang melankolis
sering mengekspresikan diri dengan tindakan atau aksi nyata daripada kata-kata.
Seseorang dengan tipe kepribadian melankolis adalah seseorang yang tidak
menyukai kerumunan dan perhatian. Melankolis merupakan kepribadian seorang
pemikir, juga merupakan seorang yang sangat berhati-hati. Sering kali orang
yang memiliki kepribadian ini memiliki sifat perfeksionis. Sifat perfeksionis
inilah yang mungkin sering kali membuat orang-orang yang berada disekitarnya
menjadi tidak nyaman. Para melankolis juga memiliki kelemahan, yaitu sifat
pesimisnya yang tinggi. Mereka sering kali merasa pesimis dalam menghadapi
tantangan dan kesulitan hidup. Selain itu, emosi yang tidak stabil juga menjadi
kelemahan dari melankolis.
3. Flegmaticus
(plegmatis) Dikutip dari Britannica, plegmatis adalah kepribadian yang
tidak mudah galau, senang, atau marah. Seseorang dengan karakter plegmatis
lebih suka mengobservasi. Mereka akan merasa lebih nyaman apabila berkomunikasi
dengan memerhatikan sekelilingnya. Para plegmatis dikenal sebagai sosok yang
introvert dan tidak suka dengan keramaian. Meskipun orang dengan tipe ini
menunjukkan ciri kepribadian introvert, tetapi ia mampu bekerja sama dengan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kekuatan lainnya dari jenis
kepribadian plegmatis, yaitu mereka tidak suka menghakimi orang lain. Kelebihan
dari seseorang dengan tipe kepribadian plegmatis yaitu senang membantu orang
lain, setia dan bisa dipercaya, dan bisa melihat segala sesuatu dari cakupan
yang luas. Sama seperti manusia biasa pada umumnya, para plegmatis juga
memiliki beberapa kelemahan, diantaranya yaitu sering menyalahkan diri sendiri,
sulit dalam mengambil keputusan, dan selalu mengedepankan orang lain
dibandingkan dirinya. kelemahan dari karakter ini, yaitu dikenal kurang
antusias dan tidak suka untuk dikritik.
4. Cholericus
(koleris) Jenis kepribadian manusia selanjutnya yaitu koleris. Koleris
dikenal sebagai tipe kepribadian yang cerdas dan selalu mengedepankan logika.
Kepribadian satu ini identik dengan seseorang yang menggebu-gebu dan ambisius.
Hal ini yang menjadi kekuatan para koleris dan membuat mereka menjadi sosok
yang dominan. Para koleris mampu memengaruhi orang lain dengan kemampuan
komunikasi yang dimiliki. Para koleris juga memiliki kelemahan. Sifat egois,
keras kepala, dan suka mengatur orang lain menjadi kelemahan dari para koleris.
C.G.
Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari
Swiss, membuat pembagian tipe manusia dengan cara lain lagi. Ia menyatakan
bahwa perhaian manusia tertuju pada dua arah, yakni keluar dirinya yang
disebut extrovert, dan kedalam dirinya yang disebut introvert.
Jadi, menurut jung tipe manusia bisa dibagi menjadi 2 (dua) golongan
besar, yakni :
1.
Tipe
extrovert, yaitu orang-orang yang mempunyai
sifat-sifat: berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira,
kontak dengan lingkungan besar sekali. Mereka mudah memegaruhi dan mudah pula
dipengaruhi oleh lingkungannya.
2.
Tipe
introvert, orang-orang yang. memiliki
sifat-sifat kurang pandai bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka
menyendiri, bahkan sering takut kepada orang lain.
Kretschmer,
ahli penyakit jiwa berkebangsaan Jerman, mengemukakan adanya hubungan yang erat
antara tipe tubuh dengan sifat dan wataknya. Ia memebagi manusia dalam 2 (dua)
golongan menurut tipe atau bentuk tubuhnya masing-masing, yakni :
1.
Tipe watak orang yang berbentuk
atletis dan astenis adalah schizothim, mempunyai sifat-sifat, antara lain :
sulit bergaul, mempunyai kebiasaan yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan
situasi baru, kelihatan sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa,
kadang-kadang optimis, kadang pula pesimis, selalu berpikir terlebih dahulu
masak-masak sebelum bertindak.
2.
Tipe orang yang memiliki bentuk
tubuh piknis adalah siklithim. Sifat orang-orang ini adalah mudah bergaul, suka
humor, mudah berubah-ubah stemmingnya, mudah menyesuaikan diri dengan situasi
yang baru, lekas memaafkan kesalahan orang lain, tetapi kurang setia, dan tidak
konsekuen.
Masih
banyak tipe-tipe kepribadian lain yang dikemukakan oleh para ahli dari sejak
zaman dahulu hingga sekarang. Perbedaan orientasi dalam menafsirkan kepribadian
membuat teori yang dihasilkan oleh mereka tentang tipe-tipe kepribadian juga
berbeda.
Dengan
mendasarkan beberapa teori tentang tipe kepribadian manusia tersebut diatas,
SDM yang ada pada beberapa organisasi pada era sekarang ini tipe-tipe
kepribadiannya tidak jauh berbeda, sehingga dapat disimpulkan bahwa tipe
kepribadian SDM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) tipe SDM, yakni :
1.
Tipe Konstruktif
2.
Tipe Rutin
3.
Tipe Impulsif
4.
Tipe Subversif
Dengan adanya berbagai tipe SDM tersebut, seorang
atasan tentu membutuhkan strategi dalam mengelola SDM agar tujuan organisasi
dapat dicapai dengan efektif. Berikut ini beberapa tips yang dapat dipergunakan
oleh seorang atasan dalam mengelola SDM.
1.
Tipe Konstruktif
Tipe orang ini memiliki ciri-ciri, antara lain :
a.
Berani
mengemban tanggung jawab
b.
Dapat
dipercaya
c.
Mampu
memahami dan menginprestasikan keinginan atasan
d.
Tidak
sekedar meniru atasan, tetapi memilik pemikiran yang kreatif
e.
Berpenpandangan
luas ke depan, meilik ambisi serta tanggap terhadap berbagai situasi
Tips mengelolanya :
1.
SDM tipe
konstruktif ini sangat potensial untuk dikembangkan
2.
Berikan
sasaran yang ingin dicapai, kemudian menyerahkan teknis pelaksanaan tugas
kepada bawahan tersenbut.
2.
Tipe Rutin
a.
Tingkat
kemampuan intelektual dan daya imajinasinya masih dibawah tipe konstruktif
b.
Kurang
memiliki inisiatif
c.
Cenderung
gamang jika tanpa diberi petunjuk dan arahan yang jelas dari atasan
d.
Namun jika
diarahkan dengan benar oleh atasan, ia dapat bekerja dengan loyal dan sepenuh
hati
Tips mengelolanya :
a.
SDM tipe
rutin dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang jelas
b.
Berikan
saran yang hendak dicapai, kemudian berikan arahan dan prosedur yang jelas.
Jika perlu diberi target waktu.
3.
Tipe Impulsif
a.
SDM tipe
ini sangat tidak imajinatif
b.
Melakukan
tugas atas dasar suka atau tidak suka pada atasan
c.
Cenderung
mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti bunglon)
Tips mengelolanya :
a.
Utamakan
melakukan pendekatan personal serta berikan arahan dan petunjuk yang lengkap
beserta target
b.
Agar SDM
dapat bekerja dengan baik atasan harus berikan perhatian dan teladan.
4.
Tipe Subversif
a.
SDM tipe
ini sulit dikontrol
b.
Tidak
memiliki prinsip yang kuat
c.
Cenderung
memikirkan keuntungan pribadi
d.
Dapat
menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginannya (provokasi)
Tips mengelolanya :
a.
SDM tipe
ini harus diberikan tugas dengan penekanan pada sasaran yang hendak dicapai
b.
Jika
memungkinkan janjikan imbalan atau hukuman yang sesuai (reward and
punishment).
sumber:
1. PRASTOWO SOEBAGIO /Kanwil
DJKN Kalimantan Barat
2. The Four Temperaments




No comments: